Example floating
Example floating
Nganjuk

Gara Gara Operasi Pasar Minyak Goreng, Energi Politik Kades Berpotensi Loyo

×

Gara Gara Operasi Pasar Minyak Goreng, Energi Politik Kades Berpotensi Loyo

Sebarkan artikel ini
Gara Gara Operasi Pasar Minyak Goreng, Energi Politik Kades Berpotensi Loyo

NGANJUK, MEMO
Akibat tingginya harga minyak goreng dipasaran , Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan  ( Disperindag) gelar Operasi Pasar (OP) minyak goreng murah di 20 kecamatan. 

Operasi pasar dimulai hari ini ( Senin,7/03/2022) di 11 kecamatan. Yaitu Kecamatan Baron, Wilangan,Bagor, Tanjunganom, Ngetos,Sawahan, Jatikalen, Sukomoro, Lengkong, Patianrowo dan Kecamatan Kertosono. Untuk sisa 9 kecamatan dijadwalkan OP  berikutnya.

Dari 11 kecamatan tersebut, pihak distributor yang ditunjuk dinas telah mendistribusikan sebanyak 1712 kardus berisi minyak goreng merk Alibaba dari Sidoarjo. Setiap kardusnya berisi 12 botol minyak goreng kemasan1 literan dengan harga satuannya Rp 13.500,- per liter. 

Sesuai data yang berhasil dihimpun, dari 11 kecamatan tersebut Kecamatan Tanjunganom mendapatkan jumlah kouta paling banyak yaitu sebanyak 373 karton atau sebanyak 4.476 liter minyak goreng kemasan kantong plastik. Dari jumlah kouta tersebut dibagikan ke 16 desa.

 ” Sesuai petunjuk masing masing KK dijatah hanya bisa membeli  2 liter saja,. Tapi sayangnya kenapa harus kepala desa yang diperintah menjual barang dagangan milik swasta bukan milik pemerintah yang koutanya sangat minim. Ini sama halnya menjadi bumerang bagi kepala desa, ” gerutu Siswo Widodo Kades Ngadirejo, Kecamatan Tanjunganom.

Karena jumlah barang tidak sepadan dengan jumlah penduduk masih kata Siswo Widodo otomatis berpotensi kuat memicu timbulnya konflik antar warga karena pembagianya tidak bisa merata. Sementara setiap warga berkeinginan sama yaitu bisa membeli minyak goreng murah.

 ” Yang jelas jumlah penduduk saya ada empat ribu jiwa lebih, sementara kouta minyak goreng dari kecamatan hanya turun 120 kupon apa tidak menimbulkan masalah. Kades sepertinya dibenturkan dengan masyarakatnya sendiri. Efek politik tampak didepan mata,” kata Siswo Widodo yang juga mantan anggota DPRD Nganjuk ini.

Yang disayangkan lagi lebih jauh disampaikan mantan politikus partai Hanura ini pihak pemda dalam hal ini dari dinas terkait tidak ada koordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah desa terkait akan ada operasi pasar minyak goreng yang melibatkan desa. ” Tiba tiba ada surat pemberitahuan dari kecamatan yang ditujukan ke lurah dan kepala desa se Kecamatan Tanjunganom,” inbuhnya.

Isi dalam surat tersebut yang ditandatangani Eko Sutrisno selaku Camat Tanjunganom memerintahkan semua lurah dan kepala desa untuk mengambil kupon dan minyak goreng di kantor kecamatan untuk dijual ke masyarakat dengan ketentuan harga dan peruntukkanya yang sudah tertera disurat tertanggal 4 Maret 2022.

” Operasi pasar minyak goreng ini saya pribadi menilai seperti hantaman berat bagi kades. Karena kades adalah jabatan politik.Kalau di suguhi tugas seperti ini sama halnya merusak citra politik kades di mata masyarakat,” lanjutnya.

Sebaiknya masih kata Siswo  kalau mau mengadakan operasi pasar lagi jangan melibatkan kades. Dinas terkait langsung bawa barang di desa dan dijual secara terbuka. Pemerintah desa hanya sebatas memfasilitasi tempat. ” Desa tidak mau jadi korban kebijakan ,” pungkasnya. ( adi )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *