Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menjadi percontohan dalam penerapan SEPAKAT, sistem inovatif untuk mengatasi kemiskinan. Dalam pelatihan terbarunya, Diskominfo Nganjuk melatih tim pemutakhiran data desa/kelurahan dalam aplikasi revolusioner ini
Revolution SEPAKAT: Langkah Inovatif Diskominfo Nganjuk Atasi Kemiskinan
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Nganjuk mengadakan pelatihan SEPAKAT (Sistem Perencanaan, Penganggaran, Pemantauan, dan Analisis Evaluasi Kemiskinan Terpadu). Kegiatan ini memfokuskan pada aplikasi Sepakat Regsosek, melibatkan tim pemutakhiran data dari perangkat daerah dan desa/kelurahan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Slamet Basuki, Kepala Diskominfo Nganjuk, menjelaskan bahwa pelatihan aplikasi sistem Sepakat Regsosek di Kabupaten Nganjuk adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia dengan melibatkan seluruh Desa/Kelurahan serta Perangkat Daerah secara menyeluruh.
Aplikasi SEPAKAT ini adalah aplikasi berbasis web yang sebelumnya diperkenalkan oleh Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Aplikasi ini memiliki fitur yang dapat digunakan dalam proses perencanaan dan penganggaran program, diharapkan dapat membantu para pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memantau dan mengevaluasi masalah kemiskinan secara komprehensif dan akurat.
Pemdes-kelurahan akan berperan dalam merumuskan program-program intervensi kemiskinan di Kabupaten Nganjuk dengan memanfaatkan data yang valid dari SEPAKAT. Setelah pelatihan, tim pemutakhiran data desa/kelurahan diinstruksikan untuk melakukan pendataan Adminduk Warga mulai dari 20 November hingga 20 Desember 2023 sebagai bagian dari gerakan serentak untuk menyelesaikan Adminduk Warga.
Partisipasi Penuh Desa dan Perangkat Daerah dalam Pelatihan SEPAKAT
Sementara itu, Sri Handoko Taruna selaku Pj Bupati Nganjuk menyatakan bahwa adanya satu data terintegrasi akan memudahkan intervensi dalam perencanaan atau pelaksanaan program/kegiatan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah mulai dari tingkat daerah hingga desa/kelurahan untuk menyediakan data yang akurat guna perencanaan kegiatan yang tepat sasaran.
Melalui bimbingan teknis yang diikuti oleh 365 peserta dari perangkat daerah, kecamatan, dan desa/kelurahan se-Kabupaten Nganjuk, diharapkan tujuan terselenggaranya kegiatan ini menuju penyatuan data Indonesia dapat tercapai.
Semua peserta diharapkan benar-benar memanfaatkan aplikasi ini sebagai panduan dalam merancang program serta strategi untuk mengatasi masalah kemiskinan di Kabupaten Nganjuk.
Data dari SEPAKAT tidak hanya bermanfaat untuk masalah kemiskinan, tetapi juga dapat digunakan untuk intervensi program kegiatan lainnya di tingkat desa, kecamatan, maupun kabupaten. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kabupaten Nganjuk karena menjadi daerah pertama yang difasilitasi untuk pelatihan aplikasi SEPAKAT oleh BAPPENAS.
Dengan data yang valid, dapat dihasilkan perencanaan dan program yang tepat sasaran, serta pengawasan yang lebih baik karena adanya satu data yang terintegrasi. Di tingkat kabupaten, akan dibangun sistem pengawasan program perencanaan melalui Desk Umpan Balik Berkelanjutan (DUBB) untuk memastikan semua program direncanakan dengan baik dan dapat terealisasi melalui pengawasan yang memadai.
Dengan data yang akurat, diyakini bahwa Nganjuk akan mengalami perbaikan yang lebih baik lagi.
Inisiatif Pelatihan SEPAKAT di Nganjuk: Tonggak Penting dalam Penanggulangan Kemiskinan
Pelatihan aplikasi SEPAKAT di Kabupaten Nganjuk merupakan tonggak penting dalam upaya mengatasi kemiskinan. Dengan partisipasi penuh dari Desa/Kelurahan dan Perangkat Daerah, inisiatif ini menjadi yang pertama dalam skala nasional.
Fitur-fitur aplikasi web ini memungkinkan perencanaan yang lebih terperinci, memudahkan pemantauan, dan evaluasi masalah kemiskinan secara holistik. Melalui integrasi data dari SEPAKAT, Pemdes-kelurahan diharapkan dapat merumuskan program intervensi yang tepat guna, mulai dari pemutakhiran data Adminduk Warga hingga merancang program-program yang berdampak nyata.