Kajian Museum Anjuk Ladang di Kabupaten Nganjuk telah mengungkap potensi geologi sejarah yang memukau di Kota Angin, terutama di Hutan Tritik. Peserta kajian dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, guru, mahasiswa, dan pecinta sejarah, dengan penuh semangat menyimak materi interaktif yang disampaikan.
Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi isi kajian, mulai dari penemuan fosil purba hingga upaya pelestarian situs purbakala dan rekonstruksi lingkungan purba yang relevan dengan kondisi geologi di wilayah Pegunungan Kendeng.
Kajian Museum Anjuk Ladang: Menelisik Keajaiban Geologi Sejarah Kota Angin
Kajian Museum Anjuk Ladang yang diadakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk telah memasuki hari kedua kemarin. Saat mencapai hari terakhir kajian, topik yang dibahas adalah potensi sejarah geologi di Kota Angin, terutama di kawasan Hutan Tritik, Kecamatan Rejoso, tempat sering ditemukan fosil purba dan artefak bersejarah.
Menurut laporan dari wartawan Jawa Pos Radar Nganjuk, peserta kajian telah berpartisipasi dengan penuh semangat sejak awal hingga akhir acara di Museum Anjuk Ladang. Peserta terdiri dari pelajar, guru, mahasiswa, dan individu yang antusias terhadap sejarah.
Mereka terpikat oleh cara narasumber menyampaikan materi dengan pendekatan interaktif. Materi yang disampaikan berkaitan dengan kondisi geologi di wilayah Kota Angin, terutama di kawasan Hutan Tritik, yang dikenal sebagai tempat banyaknya fosil purba.
Kepala Disporabudpar Kabupaten Nganjuk, Sri Handariningsih, yang diwakili oleh Kabid Kebudayaan Disporabudpar Kabupaten Nganjuk, Amin Fuadi, menjelaskan, “Hutan Tritik ini berada dalam kawasan Pegunungan Kendeng dan memiliki sejarah panjang. Banyak fosil purba dan artefak bersejarah ditemukan di sana.”
Pengungkapan Fosil Purba dan Upaya Pelestarian Situs Purbakala
Pada hari kedua kajian, ada beberapa materi yang disampaikan oleh narasumber. Materi pertama berkaitan dengan upaya pelestarian situs purbakala, sementara materi kedua membahas metode rekonstruksi lingkungan purba. Kedua materi ini sangat relevan dengan kondisi geologi di utara Kota Angin yang juga termasuk dalam wilayah Pegunungan Kendeng.
Keberadaan fosil-fosil purba di kawasan tersebut memberikan nilai tambah yang signifikan, terutama dalam konteks perluasan koleksi museum dan dukungan untuk kegiatan pendidikan serta penelitian.
Narasumber yang menyampaikan materi dalam kajian ini berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, dan Museum Geologi Bandung.
Menggali Harta Karun Sejarah di Kota Angin: Kajian Museum Anjuk Ladang
Kajian ini telah membawa kita lebih dekat dengan upaya pelestarian situs purbakala dan metode rekonstruksi lingkungan purba. Dengan demikian, tema ini tidak hanya memiliki nilai penting dalam pengembangan koleksi museum, tetapi juga berpotensi memberikan dorongan besar bagi pendidikan dan penelitian di masa depan.
Potensi geologi sejarah di kawasan ini, bersama dengan dedikasi para narasumber dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, dan Museum Geologi Bandung, menunjukkan betapa pentingnya melestarikan harta karun sejarah di bumi ini.
Dengan lebih banyak upaya kolaborasi dan pendidikan, kita dapat terus menggali pengetahuan dari masa lalu yang akan membuka pintu untuk pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan geologi Kota Angin.