Akibatnya para pembeli saat akan berbelanja dibuat tidak nyaman karena terganggu keruwetan kendaraan yang lalu lalang dari pagi sampai sore hari.
Fakta dilapangan dengan situasi seperti itu dari ratusan lapak dan kios yang dibangun pemerintah daerah yang sedianya untuk dipakai berjualan kini banyak yang ditinggalkan para pedagang. ” Ten ngriki sepen mas,” ujar Mbah Gemi salah satu pedagang sayuran lesehan.
Menurut Mbah Gemi, sejak kepindahannya dari pasar induk kertosono penghasilan setiap harinya menurun drastis. Untuk bisa mendapat untung masih kata mbah gemi banyak pedagang sayur dengan terpaksa menjual daganganya keliling kampung.
Saat ditanya harapannya kepada pemerintah daerah menurutnya para pedagang untuk kembali bisa berjualan di pasar lama. Agar ekonomi pedagang bisa terangkat lagi.
Sementara itu dikatakan Kepala Dinas PUPR Nganjuk,Ir Fajar Djudiono mimpi dan harapan pedagang akan jadi kenyataan.
Pembangunan pasar kertosono pada tahun ini sudah dimulai. Kontruksi gedung pasar dibuat tiga lantai. Lantai bawah los basah ,lantai dua dan tiga untuk kios kering.Total biaya pembangunanya hampir mencapai Rp 24 milyar. ” Untuk tahun ini pembangunannya hanya sampai dek lantai dua,” papar kadinas PUPR. (adi)