Example floating
Example floating
Nganjuk

Berdalih Kenyamanan KBM, 1064 Siswa SMPN 1 Kertosono Ikut Andil Membayar Tarif Listrik

×

Berdalih Kenyamanan KBM, 1064 Siswa SMPN 1 Kertosono Ikut Andil Membayar Tarif Listrik

Sebarkan artikel ini

NGANJUK , MEMO.CO.ID

Beban pembayaran tarif listrik di SMPN 1 Kertosono hampir mencapai Rp 13 sampai Rp 14 juta per tiga bulan sekali. Angka yang cukup lumayan tinggi atau setara dengan kebutuhan listrik di hotel atau perusahaan regional.

Untuk menopang biaya rutin tersebut, dari pihak bendahara sekolah selain menyerap anggaran
dari dana BOS juga menggandalkan sumbangan dari wali murid. ” Untuk kebutuhan listrik lembaga membayar dengan menggunakan dana BOS plus iuran wali murid,” ucap humas SMPN 1 Kertosono Rudi Harsono hari ini (16/11) diruang guru.

Ditanya besaran sumbangan dan jumlah siswa yang dikenai sumbangan lebih lanjut dikatakan Rudi Harsono berlaku untuk seluruh siswa mulai kelas tujuh sampai kelas sembilan dengan total keseluruhan siswa mencapai 1064 anak. ” Setiap siswa dikenai sumbangan listrik sebesar Rp 300 ribu pertahun,” imbuhnya.
<--nextpage-->
Dari jumlah siswa sebanyak itu dengan rincian kelas 7 sebanyak 284 anak, kelas 8 ada 289 siswa dan untuk kelas 9 sebanyak 291 siswa. ” Dari seluruhnya itu berada di 27 ruang kelas,” lanjutnya.

Ditanya pula oleh wartawan memo.co.id dengan beban tarif listrik sebesar itu dipergunakan untuk apa saja. Menurut humas yang juga merangkap sebagai guru olah raga di sekolah favorit ini untuk fasilitas ruang kelas seperti AC dan LCD dan komputer termasuk lampu penerangan disejumlah ruang guru dan kepala sekolah. ” Disetiap ruang kelas masing masing ada dua buah AC dan satu unit LCD ,” tuturnya juga.

Yang pasti masih disampaikan Rudi Hartono fasilitas tersebut untuk menunjang kenyamanan kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa dan guru didalam ruang kelas. ” Program ini sudah berlangsung sejak tahun 2008 atau sejak sekolah kami menyandang predikat sekolah rintisan bertaraf internasional,” katanya juga.

Perlu diketahui juga bahwa sestem belajar di SMPN 1 Kertosono melaksanakan program full day. ” Anak anak mengikuti pelajaran sampai jam dua siang. Jadi penggunaan AC dan lampu didalam kelas berdurasi panjang. Otomatis berdampak pada beban meteran listrik menjadi tinggi,” terangnya juga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *