Diterangkan oleh Sumali sistem gotong royong para warga dengan cara digilir. Kecuali khusis tukang bangunan harus standby ditempat tidak bisa digilir.Menariknya , semua warga khususnya Disun Buntut yang terlibat dalam pekerjaan pembangunan tempat ibadah dan gedung madarasah tidak menerima upah kerja alias gratis. ” Warga hanya mendapatkan upah makan minum saja,” imbuh Sumali.
Ditanya wartawan memo.co.id apakah selama kegiatan pembangunan tempat ibadah dan madarasah ini ttyidak melibatkan donatur. Dijawab Sumali harapanya bisa ada donatur yang masuk. Tapi sampai sekarang seluruhnya ditanggung swadaya masyarakat.
” Beban biaya dan pengelolaanya semua ada dipundak H.Sukamto.Kita bersama warga hanya membantu demi kelancaran pembangunan masjid Al-Mainah dan gedung madarasyah,” pungkasnya. (adi)