Selain dari IAIN Kediri, pendampingan trauma healing bagi anak-anak nantinya, berdasarkan rencana juga datang dari pekerja sosial Kementerian Sosial. Adapun pelaksanaan pendampingan dilakukan pada awal pekan depan.
“Pekerja sosial ini khusus menangani anak, nanti pekerja sosial ini akan mendampingi dari IAIN Kediri,” ucap Nana.
Sebagaimana diketahui, kerusuhan yang terjadi Kecamatan Ngadiluwih pada dini hari itu merupakan buntut konflik antar dua perguruan silat. Dalam kerusuhan itu, terjadi pengrusakan rumah, gerobak bahkan pembakaran motor.
Menyikapi kerusuhan di Kecamatan Ngadiluwih, sebelumnya Mas Dhito melakukan rapat koordinasi bersama Forkopimda dengan mengundang dari pengurus perguruan silat. Supaya kerusuhan semacam itu tidak terulang, dalam rapat itu Mas Dhito menyatakan akan membentuk forum kerukunan pencak silat.
Mas Dhito dalam rapat koordinasi itu membeberkan bahwa dirinya mendapatkan laporan langsung dari warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Dalam laporannya itu, warga mengaku masih mengalami trauma.
“Saya menerima laporan sendiri dari ibu-ibu di daerah Ngadiluwih yang menyampaikan kepada saya, Mas Bupati kalau kerugian yang kami alami ini tidak seberapa tapi trauma bahwa kami tidak bisa tidur nyenyak itu sampai hari ini masih (mereka) rasakan,” ungkap Mas Dhito.
Melalui kegiatan pendampingan trauma healing, Mas Dhito berharap warga dapat kembali pulih dari efek trauma atas kejadian kerusuhan yang terjadi. Pihaknya menekankan bahwa kejadian kerusuhan semacam itu merupakan yang terakhir kali di Kabupaten Kediri.