Proses pemulihan pencemaran minyak di Kelurahan Tempurejo, Pesantren, yang disebabkan oleh bocornya bahan bakar minyak dari SPBU Pertamina, masih berlangsung dengan hasil yang menjanjikan meskipun memerlukan waktu yang cukup lama. Tim dari Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri serta para peneliti dari Teknik Lingkungan ITS Surabaya terus berupaya mengatasi masalah ini demi kesejahteraan warga yang terdampak.
Warga Kelurahan Tempurejo, Pesantren, Masih Merasakan Dampak Pencemaran Minyak
Penanganan masalah pencemaran minyak di beberapa sumur di Kelurahan Tempurejo, Pesantren masih terus berlangsung tanpa jelasnya akhir. Meskipun sudah sembilan bulan sejak bau minyak tercium di air sumur, proses pemulihan masih belum selesai. Para warga terus merasa khawatir karena air tanah mereka masih tercium bensin hingga saat ini.
Tim dari Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri serta para peneliti dari Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah kembali melakukan kunjungan ke warga. Mereka mengambil sampel air dari total 14 sumur warga di RT 05/II yang tercemar minyak dari SPBU Pertamina 5464135.
Pencemaran minyak di beberapa sumur warga ini pertama kali terdeteksi pada awal Agustus 2023. Pada 9 September 2023, salah satu sumur bahkan mengeluarkan air berwarna hitam dan bisa terbakar jika disulut api.
Pemerintah Kota Kediri bersama ITS Surabaya telah melakukan serangkaian penelitian untuk menangani masalah ini. Hasil uji hidrokarbon menunjukkan bahwa air tanah yang dimiliki oleh 14 kepala keluarga mengandung zat total petroleum hydrocarbon (TPH) dalam jumlah yang sangat tinggi, mencapai 187.360 miligram (mg).
Ternyata, air tanah warga tercemar oleh bahan bakar minyak yang bocor dari SPBU Tempurejo yang berjarak kurang dari 100 meter dari pemukiman warga.
Kepala DLHKP Kota Kediri, Imam Muttakin, menyampaikan bahwa langkah-langkah lanjutan dari proses pemulihan sudah dilakukan sejak November hingga Februari lalu. Dari lima sumur yang telah diberi treatment, hanya tiga sumur yang masih mengandung TPH, jumlahnya pun jauh lebih sedikit daripada sebelumnya.
Proses Pemulihan Pencemaran Minyak yang Memakan Waktu
Meskipun demikian, mayoritas air tanah warga masih memiliki bau minyak. Hal ini membuat warga semakin resah karena kondisi air sumur mereka belum pulih sepenuhnya.