“Buku ini adalah buku ke-14 dari Seri Sejarah dan Heritage Bank Indonesia. Kediri adalah salah satu dari 16 KPwBI di berbagai daerah yang memiliki sejarah panjang sejak zaman Hindia Belanda,” jelas Arlyana.
Dirinya menambahkan, sebagai bank sentral, sejarah BI tidak lepas dari sejarah perekonomian bangsa. Sejarah heritage BI Kediri menjadi bagian ingatan kolektif masyarakat Kediri.
“Harapannya buku ini dapat menjadi referensi semua pihak, tidak hanya akademisi dan pemerhati sejarah, tapi juga bagi pembuat kebijakan di daerah agar dapat menyusun kebijakan dengan basis sejarah,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Choirur menyampaikan, melalui peluncuran buku ini, diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk mengembangkan sumber ekonomi baru yang berkelanjutan berdasarkan pengalaman sejarah dan potensi Kediri.
“Utamanya dalam rangka membangkitkan ekonomi Kediri pasca pandemi COVID-19 dan menggapai kembali masa-masa kejayaan Kediri sebagai kawasan industri, pertanian, serta perniagaan.”
Acara dilanjutkan dengan bedah buku dengan pembicara Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Jember, Prof. Nawiyanto, Ph.D, Dosen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga, Dr. Sarkawi B. Husain; dan Dosen Ekonomi Universitas Jember, Aditya Wardono, Ph.D, dengan moderator Analis Eksekutif BINS, Rita Krisdiana.
Buku dapat dibaca secara lengkap di Perpustakaan Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia, serta secara digital dapat diakses melalui website Bank Indonesia di bagian publikasi.