Trenggalek, Memo
Tradisi ritual Sembonyo, bentuk sedekah laut, sebagai wujud syukur atas hasil laut yang sudah dinikmati para nelayan. Bupati Trenggalek Mas Ipin ajak nelayan untuk terus menjaga kelestarian alamnya.
Prosesi Sembonyo diawali dengan kirab tumpeng raksasa dan sesaji dari rumah Sesepuh Nelayan menuju Pantai Prigi. Tumpeng dan sesaji kemudian dilarung ke laut oleh para nelayan dengan menggunakan perahu hias.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, alias Mas Ipin menyampaikan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah di Trenggalek. Ia juga menyampaikan doa mendalam untuk para nelayan yang hilang beberapa waktu lalu dan hingga saat ini masih belum ditemukan. NElayan itu hilang setelah mengalami kecelakaan laut beberapa.
“Larung sembonyo ini adalah satu kegiatan rutin sedekah laut nelayan Prigi. Ini bukan hanya sekedar event, tapi ini juga termasuk bentuk syukur dan juga berdoa,” ujar Bupati Arifin.
Bupati Arifin juga mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian laut dengan tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan penangkapan ikan dengan cara yang berkelanjutan.
“Harapan untuk nelayan Prigi, semoga rejekinya lancar, dan rukun. Sehingga kegiatan-kegiatan seperti ini nanti tidak hanya bisa memicu berkah dari hasil laut mereka, tetapi bisa memicu juga pendapatan mereka dari sisi pariwisata,” harap Bupati Arifin.
Mas Ipin juga menyampaikan kabar bahwa di tanggal 7 dan 8 Juni 2021 akan ada tamu istimewa dari APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) dan CALD (Council of Asian Liberals and Democrats).
“CALD ini kumpulan partai-partai politik se asia Pacific yang konsen terhadap kebijakan-kebijakan yang pro terhadap hak asasi manusia,” jelas Mas Ipin.
Tradisi Sembonyo ini merupakan bagian dari budaya maritim masyarakat pesisir di Trenggalek. Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk rasa syukur atas hasil laut, tetapi juga sebagai doa untuk keselamatan para nelayan dan kelestarian laut. ( Adv/ Kominfo )