Jaringan pemantauan digital Gunung Kelud Blitar mengalami kerusakan kritis akibat tersambar petir, memaksa petugas melakukan pemantauan manual. Meski kendala teknis, tingkat aktivitas Gunung Kelud masih normal, namun masyarakat diimbau untuk menjauhi kawasan aktif. Simak informasi lengkap mengenai peristiwa ini dan upaya pemulihan dalam ulasan berikut.
Pemantauan Digital Gunung Kelud Rusak Akibat Petir: Pengamatan Manual Dilakukan
Jaringan pemantauan digital di pos pantau Gunung Kelud Blitar mengalami kerusakan dan tidak dapat beroperasi karena alat pemantau aktivitas gunung tersebut terkena petir.
Kerusakan ini terjadi setelah petir menyambar alat jaringan pemantauan digital tersebut, dan sudah berlangsung selama empat hari sejak kejadian pada Selasa (05/12/23) lalu. Sejak tersambar petir, alat pemantauan tersebut tidak dapat berfungsi.
Dany Erlangga, seorang Pengamat Gunung Kelud, menjelaskan bahwa alat tersebut tersambar petir pada pukul 15.57 WIB dua hari yang lalu. Sejak saat itu, jaringan pemantauan digital tidak dapat berfungsi.
Dampak dari kerusakan alat tersebut menyebabkan transmisi penerima data digital pemantauan di Pos PGA mengalami kendala. Saat ini, petugas sedang berupaya memulihkan jaringan transmisi tersebut.
Meskipun demikian, proses pemantauan masih dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan seismograf analog. Pemantauan manual akan terus dilakukan sambil menunggu pemulihan jaringan transmisi yang sedang dalam proses.
Pengamatan manual saat ini masih memungkinkan dengan menggunakan seismograf analog untuk merekam gempa di sekitar Gunung Api Kelud.
Kronologi Kerusakan Pemantauan Digital dan Tantangan Petugas di Pos Pantau
Pos pantau Gunung Api Kelud sendiri berada dalam radius sekitar 7,5 KM dari bibir kawah, dengan ketinggian sekitar 688 MDP di Margomulyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.