Tingginya popularitas Pohon Terompet Emas atau Tabebuya, terutama di sekitar Monumen Simpang Lima Gumul (SLG), menciptakan pesona musim kemarau. Keunikan mekarnya yang menyerupai Pohon Sakura Jepang menjadi daya tarik utama.
Simak kisah lengkapnya tentang fenomena ini dan bagaimana kecantikan Tabebuya mengukir kenangan indah di tengah masyarakat.
Keajaiban Musim Kemarau: Pesona Tabebuya Emas di Monumen SLG
Pohon Terompet Emas atau yang lebih dikenal sebagai Tabebuya sedang berbunga indah, terlihat mempesona, terutama di area Monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Saat musim berbunga, kecantikan tanaman ini menyerupai Pohon Sakura di Jepang.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, pohon ini mulai berbunga saat memasuki musim kemarau. Penanaman Tabebuya telah dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama, baik dari bibit, pohon matang, maupun pohon pengganti, dengan tujuan memperindah taman. “Kami melakukan pemeliharaan, termasuk penggantian pohon yang diperlukan,” jelasnya.
Bunga Tabebuya yang hanya mekar selama musim kemarau memiliki ukuran lebar antara 2,5 hingga 10 sentimeter. Saat mekar, bunga ini terlihat berkumpul dalam kelompok.
Berkunjung di Kota Kediri: Menyaksikan Fenomena Tabebuya Emas Bersemi
Putut juga menjelaskan bahwa terdapat lima varietas bunga Tabebuya, yaitu warna kuning, pink rosea, putih, ungu, dan merah. Berkat akarnya yang tunggal, pohon ini tidak merusak struktur bangunan di sekitarnya, dan perawatannya relatif mudah, seperti pemangkasan rutin dahan atau ranting serta pemantauan kondisi akar untuk menjaga kesehatan pohon.