Example floating
Example floating
Ekonomi Budaya

Menantikan “BONUS” Ramadlan

×

Menantikan “BONUS” Ramadlan

Sebarkan artikel ini

Demikian pula untuk mendapatkan bonus Agung, kita tidak bisa hanya berpedoman pada satu atau dua malam harus melakukan ibadah seluruh malam pada bulan Ramadlan.

Pada cerita pewayangan juga kita kenal dengan Perang Baratayuda, dimana kapan waktu meletus perang tersebut juga tidak ada yang tahu persis, baik dipihak pandawa maupun kurawa, tapi kedua pihak meyakini bahwa perang akan meletus. Sehingga semua pihak akan terus waspada tidak mau lengah, pada saatnya nanti kedua pihak sudah siap untuk perang tanding.

Saya waktu masih ngaji di Surau desa, pak kiai menyampaikan pesan, ‘Lailatul Qodr akan turun ketika bumi terlihat sepi senyap seperti kuburan anker, bahkan anginpun tak bertiup. Terjadi keanehan-anehan Sungai mengalir kearah sumbernya, bayi bisa bicara dan pohon-pohon bisa bersujud sendiri walaupun angina tidak bertiup.Siapa beruntung menyaksikan kejadian itu maka hidupnya akan lebih mulia, bahkan kalau kita mau berdoa kita akan dikabulkan, pokoknya istimewalah.’

Untuk memperoleh bonus tersebut kita selalu mengadakan ibadah total, full time siang malam selama satu bulan penuh, sehingga kita kadang tidak menyadari bahwa ibadah kita telah bergeser, kita melakukan ibadah demi Lailatul Qodr bukan kerena mencari Ridlo-Nya.

Hikmah Lailatul Qodr yang dapat diambil adalah kita tidak boleh menyandarkan sepenuhnya pada Bonus maksudnya kalau kita ingin memperoleh rizki tidak boleh hanya duduk-duduk disungai untuk menanti air mengalir kearah mata air, atau duduk di bawah pohon guna menantikan pohon bersujud. Dengan demikian untuk mencapai hal tersebut kita harus berusaha secara terus menerus. Lagi pula Lailatul Qodr tak bias ditunggu secara dadakan. Bonus Lailatul Qodr kemungkinan hanya akan turun ke dalam jiwa yang agung pula, jiwa yang sudah siap.

Menurut saya yang benar adalah cukup dengan berlomba memacu untuk mendekatkan diri dan takwa pada sang Kholiq. Alloh Maha tahu terhadap prilaku hamba-hambaNya, Alloh juga paham betul siapa yang akan diberikan bonus. Percayalah bahwa Alloh memberikannya bukan untuk keuntunganNya melainkan untuk kepentingan manusia juga, karena Alloh bukan kapitalis.

Alloh hanya ingin hambaNya menjadi hamba yang baik, agar mereka bersegara menuju ke jalan kebaikan. Sykur syukur kalau ibadah yang dilakukan hanya karena Kecintaan terhadapNya serta dilaksanakan dengan penuh keiklasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *