Kota Kediri saat ini menghadapi dua ancaman serius: potensi kebakaran lahan yang masih tinggi dan cuaca ekstrem selama masa peralihan. Indun Munawaroh, Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, mengingatkan bahwa meskipun hujan telah turun, musim kemarau masih berlanjut hingga akhir bulan ini.
Artikel ini akan merinci tantangan yang dihadapi Kota Kediri dalam mewaspadai kebakaran lahan dan cuaca ekstrem, serta tindakan yang perlu diambil.
Kebakaran Lahan dan Ancaman Cuaca Ekstrem di Kota Kediri
Meskipun hujan telah turun, cuaca tetap panas dan terik di musim peralihan ini. Bahkan, musim kemarau diprediksi akan berlanjut hingga akhir bulan ini.
Indun Munawaroh, Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, mengungkapkan bahwa potensi kebakaran lahan akibat kemarau masih tinggi. Terutama, transisi dari kemarau ke musim hujan diperkirakan akan terjadi paling cepat pada akhir November.
“Kita masih harus waspada terhadap potensi kebakaran lahan yang tinggi. Saat ini, banyak pohon yang mengering. Kebakaran lahan tetap menjadi prioritas utama kami,” ungkapnya pada tanggal 3 November.
Menurut data dari BPBD Kota Kediri, selama bulan Oktober 2023, tercatat setidaknya tiga kejadian kebakaran lahan. Ini belum termasuk kebakaran lahan di sektor perkebunan seperti lahan tebu.
Kemarau Membara: Waspada Kebakaran Lahan dan Cuaca Ekstrem di Kota Kediri
Indun menyatakan bahwa faktor kelalaian manusia atau human error masih menjadi penyebab utama. Karena kecil kemungkinan api akan muncul secara alami tanpa adanya pemicu. “Bisa disebabkan oleh orang yang dengan sengaja atau tidak sengaja membuang puntung rokoknya saat melintas. Akibatnya, api bisa muncul,” jelasnya.