Bukan saja puisi, seniman dan pegiat literasi yang ikut bersolidaritas tampil lewat pameran topeng, musik tradisional, akustik dan lapak buku. Pameran topeng karakter dipajang di halaman warung Budoyo Jawi. Hasil karya seniman asli Kediri ini menarik perhatian pengunjung karena bentuknya yang khas dan serem. Jumlah topeng ada 26.
“Pameran Topeng Karakter sebagai simbol saja. Ya, WPFD kali ini jadi momentum memerangi angkara murka yang berusaha memberangus kemerdekaan pers,” terang Reki.
Adapun lapak buku, dibeber di teras warung. Buku-buku itu untuk meningkatkan gairah baca masyarakat di Kota Kediri. Sedangkan musik tradisional yang dinyanyikan jelang kegiatan menjadi hiburan bagi orang-orang hadir di kegiatan seribu puisi untuk Nurhadi.
Momentum WPFD ini diharapkan bisa menjadi pijakan bersama. Bahwa kebebasan pers bukan sekadar untuk kepentingan pers, tetapi sudah menjadi urusan publik. Dengan kata lain, masyarakat berhak mendapatkan informasi. “Karena itu, kalau kebebasan pers terancam maka publik juga akan kehilangan haknya,” tutupnya.