Kediri, MEMO
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kediri, melalui program pembinaan kemandirian, terus berupaya memberdayakan warga binaan dalam berbagai kegiatan produktif. Salah satu kegiatan unggulan yang dilaksanakan adalah Kegiatan Pertanian dan ketahanan pangan di lahan pertanian SAE Lakuli. Kegiatan ini menjadi sarana bagi para warga binaan untuk mengembangkan keterampilan bertani sekaligus meningkatkan ketahanan pangan lokal. Mereka tak hanya mendapatkan pelatihan teknis tentang cara menanam yang benar, tetapi juga pengetahuan tentang pengelolaan lahan secara optimal untuk mendukung hasil pertanian yang maksimal.
Salah Satu program yang menjadi fokus kegiatan pertanian kali ini adalah, Penanaman bawang merah dan bibit pepaya. Kegiatan dilakukan di lahan pertanian SAE Lakuli, yang telah menjadi pusat kegiatan agrikultur warga binaan Lapas Kelas IIA Kediri. Lahan ini dikelola secara intensif dengan melibatkan sejumlah warga binaan yang dilatih khusus oleh para ahli pertanian. Mereka bekerja sama dalam setiap tahap, mulai dari pengolahan tanah, penanaman, hingga perawatan tanaman. Selain memberikan keterampilan teknis, kegiatan ini juga menanamkan nilai-nilai kerja sama dan tanggung jawab di antara para warga binaan.
Bibit pepaya jenis California dipilih karena memiliki potensi ekonomi yang tinggi serta permintaan pasar yang stabil. Selain itu, pepaya California dikenal lebih cepat berbuah dan memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap hama, sehingga cocok untuk dibudidayakan oleh warga binaan. Di sisi lain, bawang merah juga merupakan komoditas penting yang selalu dibutuhkan oleh pasar lokal. Dengan kedua komoditas ini, diharapkan warga binaan dapat terlibat dalam kegiatan ekonomi yang memberikan keuntungan jangka panjang.
Dalam pelaksanaan program ini, Lapas Kelas IIA Kediri bekerja sama dengan pihak eksternal, termasuk lembaga swadaya masyarakat. Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap tahapan dari program penanaman berjalan dengan baik dan sesuai standar pertanian yang berlaku. Pendampingan dan monitoring secara rutin dilakukan untuk memastikan warga binaan memperoleh hasil maksimal dari upaya mereka. Hal ini menunjukkan komitmen Lapas dalam menciptakan program pembinaan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Ke depan, hasil dari program penanaman bawang merah dan pepaya ini diharapkan dapat dijual ke pasar lokal, sekaligus menjadi bukti bahwa warga binaan dapat berkontribusi positif terhadap perekonomian. Kalapas Kelas IIA Kediri, Urip Dharma Yoga, menyatakan bahwa program ini bukan hanya bertujuan untuk memberdayakan warga binaan, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk mandiri setelah bebas. “Kami berharap keterampilan yang diperoleh dari program ini bisa menjadi bekal hidup mereka ketika kembali ke masyarakat, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam perekonomian dan tidak kembali terjerat dalam tindakan kriminal,” ujar Urip. Program ini menjadi contoh nyata pembinaan yang terarah dan bermanfaat.(Hamzah)