Mata air yang berlokasi di Desa Tawang, Kecamatan Wates, memiliki daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata alam. Dua sumber air yang dikelola untuk keperluan berbeda menambah keunikan dan keberagaman fungsi, menarik perhatian pengunjung dengan kemudahan aksesnya.
Keberagaman Mata Air Tawang!
Di suatu daerah yang ramai penduduknya, terletaklah mata air yang memiliki potensi besar. Terdapat dua sumber air yang diurus dengan tujuan yang berbeda di lingkungan tersebut. Satu digunakan untuk pemeliharaan ikan, sementara yang lainnya diperuntukkan sebagai tempat mandi.
Kedua sumber air tersebut berperan penting dalam mengembangkan destinasi wisata alam di Desa Tawang, Kecamatan Wates.
Karena lokasinya yang dekat dengan pemukiman padat, akses ke mata air ini tergolong mudah. Sumber Ayu, julukan bagi mata air ini, hanya berjarak sekitar 600 meter dari bundaran Wates.
Keunikan dari kompleks mata air ini terletak pada adanya dua titik sumber. Pemerintah desa bertanggung jawab mengelola kedua sumber air ini dengan fungsi yang berbeda guna menarik minat pengunjung.
Hal ini juga dimaksudkan agar mata air tersebut terlihat hidup dan menarik perhatian bagi siapa pun yang melihatnya.
“Guna satu sumber air dijadikan tempat pemeliharaan ikan. Sementara yang lainnya, sumber yang lebih besar, difungsikan sebagai tempat berenang bagi pengunjung,” jelas Gimah, seorang penduduk setempat.
Mata Air Tawang: Keunikan Dua Sumber Air dengan Fungsi Berbeda
Meskipun pada akhirnya aliran kedua sumber air tersebut bergabung, namun pengelolaan yang berbeda di awal memberikan kegunaan yang berbeda pula. Dengan demikian, sumber air masih dapat digunakan oleh pengunjung yang ingin menikmati kegiatan berenang.
“Awalnya benih ikan disebar di sumber air dari desa. Ketika sudah besar, ikan dipanen dan hasilnya digunakan lagi sebagai benih untuk pemeliharaan ikan,” tambah Gimah.
Tak hanya menjadi tujuan wisata, mata air ini juga berperan dalam menyediakan air untuk pengairan lahan sawah. Bahkan di musim kemarau, mata air ini tetap mengalirkan air ke desa-desa di sekitarnya. “Namun, mungkin ada penurunan debit air saat musim kemarau,” sambungnya.
Namun, disayangkan bahwa meskipun memiliki beragam fungsi tersebut, hampir tidak ada upaya konservasi yang dilakukan di tempat tersebut. Hanya sedikit penambahan fasilitas umum oleh warga sekitar yang dilakukan secara bertahap di sana.
“Kegiatannya hampir hanya terbatas pada pembangunan oleh warga sekitar di sini,” tambahnya.
Potensi dan Keterbatasan Mata Air Tawang: Kebijakan Fungsi yang Menarik namun Konservasi yang Terabaikan
Dalam perjalanan alirannya, mata air ini memberikan kontribusi ganda. Satu sumbernya dijadikan kolam pemeliharaan ikan, sementara yang lain menjadi tempat rekreasi berenang bagi para pengunjung. Meski pada akhirnya air kembali bergabung, pengelolaan yang berbeda pada awalnya memberikan manfaat yang bervariasi, memungkinkan bagi pengunjung untuk menikmati beragam aktivitas.
Namun, kendati memiliki potensi besar, kekurangan dalam upaya konservasi menjadi kelemahan. Hanya sedikit peningkatan fasilitas oleh warga sekitar, sementara kegiatan konservasi hampir tidak terlihat.
Hal ini menandakan perlunya perhatian lebih untuk menjaga keberlangsungan dan keberagaman fungsi mata air ini.