Pemilik rumah “Kawoel Sepet”, Yuliantoro mengatakan, ia memulai usaha pot dari serabut kelapa ini sejak tahun 2018. Saat itu, ia hanya mempunyai modal enam ratus ribu rupiah. Namun karena kegigihannya, kini rumah “Kawoel Sepet” menjadi besar dan ramai.
Dirinya juga mengaku, bahkan akibat kondisi Pandemi Covid- 19 ini, omsetnya malahan meroket hingga seratus persen lebih. Jika sebelumnya, dalam satu minggu hanya bisa mengirimkan dua ribu hingga tiga ribu pot, dikondisi pandemi Covid- 19, mampu mengirimkan empat ribu hingga lima ribu aneka pot ke berbagai kota-kota yang ada dijawa timur dan Jawa tengah.
Nuning, Salah satu karyawan, seorang ibu rumah tangga mengaku, dirinya ikut membuat pot di rumah “Kawoel Sepet” baru satu tahun. Setiap hari ia bisa membuat tiga puluh sampai empat puluh pot, yang dihargai seribu rupiah perbijinya. Rata-rata dalam satu bulan mendapat upah satu juta lebih dan mampu membantu perekonomian keluarga.
Saat ini rumah “Kawoel Sepet” juga masih mengembangkan untuk membuat kasur dari serabut kelapa, yang di pesan dari salah-satu kota di Bali. Selain melayani pesanan di kota-kota besar, rumah “Kawoel Sepet” juga memasarkannya lewat media sosial.