Example floating
Example floating
Kediri

Tiga Kebakaran Lahan Tebu Terjadi dalam Sepekan di Jawa Timur

×

Tiga Kebakaran Lahan Tebu Terjadi dalam Sepekan di Jawa Timur

Sebarkan artikel ini

MEMO, Kediri –  Tiga kebakaran lahan tebu yang terjadi di awal pekan Juli di Jawa Timur telah menimbulkan kerugian yang cukup besar. Insiden terbesar terjadi di Tambak Lurang, Desa Sidowarek, Kecamatan Plemahan, dengan sekitar 90 persen tanaman tebu yang hangus. Penyebab kebakaran tersebut masih belum diketahui. Kebakaran ini juga meningkatkan risiko terhadap pemukiman di sekitarnya, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan rumpun bambu dan rumah-rumah.

Kejadian Terbesar Terjadi di Desa Sidowarek, Plemahan

Tiga kebakaran lahan tebu terjadi pada awal pekan Juli ini. Insiden terbesar terjadi di Tambak Lurang, Desa Sidowarek, Kecamatan Plemahan, pada hari Senin (3/7).

Menurut laporan surat kabar, pada hari itu terdapat tiga lahan yang terbakar di Desa Tunglur, Kecamatan Badas; Dusun Tambak Lurang, Desa Sidowarek, Plemahan; dan Dusun Kedungdowo, Desa Pandansari, Kecamatan Purwoasri. Sumber api dari ketiga kasus tersebut berasal dari tengah lahan, namun penyebabnya belum diketahui.

“Semua kebakaran terjadi di tengah lahan. Penyebabnya belum diketahui,” kata Kabid Damkar Satpol PP Kabupaten Kediri, Sutiyana, melalui petugas Pos PMK Pare, Hendro Daru Bintoro.

Kejadian pertama terjadi di Badas. Ladang tebu milik Kasmadi, 65 tahun, terbakar sekitar pukul 11.00. Sebagai akibatnya, sekitar 90 persen tanaman tebu hangus. Ketika upaya pemadaman belum selesai, sekitar pukul 13.00, kebakaran serupa terjadi di Tambak Lurang, Sidowarek, Plemahan. “Saat itu, satu tim pemadam kebakaran masih belum selesai di Badas, lalu ada panggilan di Sidowarek,” ungkap Hendro.

Dua unit mobil pemadam kebakaran dari Pare dan Pos PMK Grogol dikerahkan untuk memadamkan api. Kebakaran ini merupakan ancaman yang lebih besar karena lokasinya berdekatan dengan pemukiman.

“Di sebelahnya terdapat rumpun bambu dan di sekitarnya terdapat rumah-rumah. Jadi jika ada angin dan api melompat, dapat mengenai pemukiman,” ujar Hendro.

Selain itu, kebakaran di lahan milik Dian, 50 tahun, Kepala Dusun Tambak Lurang dengan luas 73.500 meter persegi, menimbulkan kesulitan bagi petugas. “Beberapa kali kami harus bolak-balik mengambil air di pos pemadam kebakaran karena pasokan airnya kurang,” tambahnya.

Saat proses pengisian tangki air belum selesai, sekitar pukul 17.00, terjadi kebakaran lagi di Purwoasri. Namun, kebakaran di lahan milik Malik, 52 tahun, dapat dipadamkan sekitar pukul 18.30.

Kerugian yang diperkirakan paling besar terjadi di Plemahan, dengan jumlah sekitar Rp 80 juta. Selanjutnya, di Purwoasri mencapai sekitar Rp 70 juta, dan di Badas sekitar Rp 60 juta.

Tiga kejadian kebakaran lahan tebu di Jawa Timur pada awal bulan Juli telah menyebabkan kerugian materiil yang signifikan. Tanaman tebu yang hangus mencapai persentase yang cukup tinggi, mengancam produktivitas dan pendapatan petani. Selain itu, lokasi kebakaran yang berdekatan dengan pemukiman menimbulkan risiko yang serius terhadap keselamatan dan properti warga sekitar. Meskipun penyebab pasti kebakaran belum diketahui, upaya pencegahan dan penanggulangan yang lebih baik perlu dilakukan untuk menghindari kejadian serupa di masa depan dan melindungi lingkungan serta kehidupan masyarakat setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *