MEMO, Nganjuk – Suprianto, seorang warga di Desa Mojorembun, Nganjuk, telah menemukan dua batu yang diduga meteorit. Dengan tujuan edukasi, ia menyediakan batu-batu tersebut untuk dilihat oleh pengunjung secara gratis. Namun, untuk memastikan keaslian batu-batu tersebut, penelitian oleh tim ahli dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran masih diperlukan. Disporabudpar Kabupaten Nganjuk telah mengirimkan permohonan untuk mengundang tim ahli tersebut.
Batu-Batu Meteorit Akan Dipajang Bersama dengan Artefak Purbakala Lainnya
Warga yang ingin melihat langsung dua batu diduga meteorit tidak perlu khawatir. Suprianto, seorang pria berusia 43 tahun yang menemukan dua batu tersebut, tidak memungut biaya dari para pengunjung yang ingin melihatnya. Pria tersebut tinggal di Dusun Grogol, Desa Mojorembun, Kecamatan Rejoso, dan meletakkan kedua batu tersebut di ruang depan rumahnya. Ia memberi alas berupa karpet hijau untuk batu-batu tersebut. “Gratis untuk dilihat,” ujarnya.
Bagi Suprianto, batu yang diduga meteorit tersebut dapat digunakan sebagai sarana edukasi. Warga yang penasaran mengenai meteorit dapat membuktikannya sendiri, apakah batu tersebut benar-benar meteorit atau tidak. Namun, untuk memastikannya, perlu menunggu hasil penelitian dari tim ahli meteorit yang berasal dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran. Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk berencana mengundang tim ahli meteorit dari BPSMP Sangiran untuk melakukan penelitian tersebut.
Menurut Suprianto, sampai saat ini, batu-batu tersebut belum ada yang berniat untuk membelinya, meskipun pengunjung sudah mulai datang. Ia juga tidak akan menawarkannya, karena baginya, dua batu yang ditemukan di hutan jati Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, merupakan koleksi pribadi. “Hanya untuk pembelajaran anak-anak,” ujarnya.
Saat ini, Suprianto sedang merencanakan pembangunan museum pribadi. Di museum tersebut, ia berencana untuk memamerkan dua batu yang diduga meteorit dan benda-benda purbakala lain yang telah ditemukannya. Hal ini dilakukan karena ia ingin agar warga Kota Angin, terutama di Kecamatan Rejoso, dapat mengenal sejarah.
Sri Handariningsih, Kepala Disporabudpar, melalui Kabid Kebudayaan Amin Fuadi, mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mendatangkan ahli dari BPSMP guna meneliti kedua batu tersebut, guna memastikan apakah batu tersebut memang meteorit atau tidak. Oleh karena itu, Disporabudpar telah mengirimkan surat permohonan terkait hal ini. “Agar segera ada kejelasan,” ujarnya.
Amin juga menjelaskan bahwa jika dilihat dengan mata telanjang, dua batu tersebut memiliki ciri-ciri yang mirip dengan meteorit. Selain itu, magnet dapat menempel pada batu-batu tersebut. Hal ini dikarenakan meteorit umumnya mengandung logam langka, seperti titanium.
Penemuan dua batu diduga meteorit oleh Suprianto di Nganjuk telah memberikan kesempatan bagi warga untuk melihatnya secara gratis. Suprianto juga memiliki rencana untuk membangun museum pribadi yang akan menampilkan batu-batu tersebut serta benda-benda purbakala lainnya. Dengan adanya penelitian oleh tim ahli meteorit dari BPSMP Sangiran, diharapkan dapat memastikan keaslian batu-batu tersebut. Inisiatif Suprianto dan dukungan dari Disporabudpar Kabupaten Nganjuk menunjukkan upaya untuk meningkatkan pemahaman sejarah di wilayah tersebut.