Example floating
Example floating
KediriPolitik Birokrasi

Strategi Politik Deny Widyanarko dan Mas Dhito dalam Pemilihan Bupati Kediri 2024

×

Strategi Politik Deny Widyanarko dan Mas Dhito dalam Pemilihan Bupati Kediri 2024

Sebarkan artikel ini
Strategi Politik Deny Widyanarko dan Mas Dhito dalam Pemilihan Bupati Kediri 2024
Strategi Politik Deny Widyanarko dan Mas Dhito dalam Pemilihan Bupati Kediri 2024

MEMO kediri

Dalam persaingan Pemilihan Bupati (Pilbup) Kediri 2024, Deny Widyanarko, pemilik perusahaan rokok terkemuka, dan Hanindhito Himawan Pramana, atau yang dikenal sebagai Mas Dhito, menjadi dua kandidat yang menonjol. Keduanya mendaftar sebagai bakal calon wakil bupati (Bacabup) dengan tujuan memastikan kelancaran demokrasi di Kabupaten Kediri. Namun, tantangan besar menanti, termasuk persyaratan dukungan politik yang harus dipenuhi. Simak analisis mendalam tentang dinamika politik dan implikasinya di artikel ini.

Kandidat Pesaing dalam Pilbup Kediri 2024

Deny Widyanarko, pemilik perusahaan rokok Top Ten Tobacco, telah mendaftar sebagai calon wakil bupati (Bacabup) Kediri di kantor DPD Partai NasDem Kabupaten Kediri. Saat mendaftar, ia memilih untuk mengenakan blangkon.

Ia menegaskan pentingnya tidak ada calon tunggal atau kursi kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kediri. Menurutnya, hal tersebut dapat merusak nilai demokrasi.

“Saya yakin tidak boleh ada kursi kosong. Saya berharap nilai demokrasi di Kediri tetap terjaga dengan baik. Oleh karena itu, saya berencana untuk ikut serta,” ujar Deny setelah mengembalikan formulir pendaftaran di kantor DPD NasDem Kabupaten Kediri pada Senin (6/5/2024).

Hanindhito Himawan Pramana, yang juga dikenal sebagai Mas Dhito dan merupakan penantang Bupati Kediri, menegaskan bahwa alasan utamanya ikut dalam Pemilihan Bupati 2024 adalah untuk memastikan bahwa demokrasi di Kabupaten Kediri berjalan dengan baik. Menurutnya, warga Kediri juga harus memiliki pilihan alternatif dalam menentukan pemimpin mereka.

“Saya sangat berterima kasih kepada Partai NasDem karena telah menerima saya sebagai calon bakal bupati. Saya juga telah berkomunikasi dengan berbagai partai politik,” ungkap pemilik pabrik rokok Tajimas ini.

Gelar Teratas Diperebutkan! Duel Sengit Deny vs Mas Dhito!

Ketika ditanya mengenai calon wakil yang akan menjadi pasangannya dalam Pilbup Kediri 2024, Mas Dhito menjawab bahwa hal tersebut akan ditentukan setelah terbentuknya koalisi partai pengusungnya. Dia menyatakan bahwa saat itu nanti akan diputuskan siapa yang cocok untuk bergabung dengannya dalam mewujudkan visi “Menuju Kediri Hebat 2024”, sesuai dengan tagline yang diusungnya.

Sementara itu, Sekretaris DPD Partai NasDem Kabupaten Kediri, Andik Mashudi, mengungkapkan bahwa hingga saat ini baru dua orang yang telah mengembalikan formulir pendaftaran sebagai calon wakil bupati Kediri. Pertama adalah Bupati Kediri Mas Dhito, dan yang kedua adalah Deny Widyanarko, pemilik Tajimas Group.

“Mengembalikan formulir pendaftaran menunjukkan keseriusan mereka. Namun, kita belum bisa memastikan kapan mereka akan kembali. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 1 hingga 7 Mei nanti,” tambahnya.

Untuk diketahui, Partai NasDem Kabupaten Kediri memiliki 4 kursi dari hasil Pemilu 2024. Namun, syarat bagi partai politik untuk mengusung calon bupati dalam Pilbup November mendatang adalah memiliki minimal 10 kursi atau setara dengan 20 persen dari total kursi di DPRD Kabupaten Kediri yang berjumlah 50 kursi.

Mengapa Deny Widyanarko dan Mas Dhito Bersaing dalam Pilbup Kediri 2024: Analisis dan Implikasi Politik

Pertarungan antara Deny Widyanarko dan Mas Dhito tidak hanya berdampak pada level lokal, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas dalam dinamika politik di Jawa Timur. Kedua kandidat tersebut dihadapkan pada tugas berat untuk memenangkan hati pemilih dan mengamankan dukungan politik yang cukup.

Dengan tanggal pendaftaran calon yang semakin dekat, ekspektasi dan tekanan politik semakin meningkat. Bagaimanapun, Pilbup Kediri 2024 akan menjadi panggung penting untuk melihat arah politik di wilayah tersebut, serta bagaimana dinamika demokrasi lokal memengaruhi kebijakan dan kepemimpinan di tingkat kabupaten.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *