Example floating
Example floating
Kediri

Puluhan Pedagang Berjaya di Festival Budaya Kuno-Kini!

×

Puluhan Pedagang Berjaya di Festival Budaya Kuno-Kini!

Sebarkan artikel ini
Inilah Solusi Terbaru Pemerintah Kabupaten Kediri Atasi Kenaikan Harga!
Inilah Solusi Terbaru Pemerintah Kabupaten Kediri Atasi Kenaikan Harga!

MEMO

Omzet Miliaran Rupiah Dibukukan dalam Sehari, Antusiasme Masyarakat Tinggi

Sejumlah pedagang yang mengikuti Festival Budaya Kuno-Kini meraih keuntungan besar. Pada hari ketiga hingga kemarin, kios-kios mereka dipadati oleh pengunjung yang ramai. Dalam satu hari saja, para pedagang mampu mencatat pendapatan hingga jutaan rupiah.

Menurut Betty Sulistyaningrum, pemilik stan GARASI Ngadiluwih, ia berhasil mengumpulkan omzet sebesar Rp 3 juta pada hari pertama dan kedua acara bazar tersebut. “Untuk hari ini belum dihitung,” ujarnya kepada koran ini pada sore kemarin.

Betty menyampaikan kebahagiannya karena stan dagangnya banyak dikunjungi oleh pembeli. Meskipun tidak merinci jumlah keuntungan yang didapat, dia merasa bersyukur dengan hasil yang cukup memuaskan.

Meskipun hujan mengguyur pada dua hari pertama bazar, Betty mengatakan bahwa minat pengunjung tetap tinggi. “Meskipun saya hanya menjual makanan ringan, seperti makanan khas lebaran,” tambahnya.

Dengan penjualan yang baik, Betty sangat antusias untuk mengikuti bazar tersebut. Dia berharap agar acara Bazar Ramadan yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri bekerja sama dengan Jawa Pos Radar Kediri bisa diadakan secara rutin setiap tahunnya. “Lebih baik jika dilakukan selama satu bulan penuh, bukan hanya dua minggu,” ungkapnya.

Di samping Betty, Retno Wilis yang memiliki stan di GARASI Kecamatan Pare juga mengalami lonjakan pembeli. Dalam satu hari, dia berhasil menghasilkan omzet hingga Rp 1,5 juta.

“Kehadiran pengunjung di sini cukup padat, terutama pada malam hari,” jelas Retno yang menjual berbagai macam kue kering dan jajanan.

Puluhan Pedagang Berjaya di Festival Budaya Kuno-Kini!

Seperti Betty, Retno juga berharap agar bazar yang diadakan dalam Festival Budaya Kuno-Kini tidak hanya terbatas pada bulan Ramadan, tetapi juga pada hari-hari besar lainnya. “Semoga acaranya bisa lebih sering diadakan. Jangan hanya sekali dalam setahun,” harapnya.

Selain dua pedagang tersebut, Adi yang menjual berbagai jenis dimsum, es buah, dan makanan olahan lainnya juga berhasil menarik minat pembeli. Dalam sehari, dia berhasil mengumpulkan pendapatan hingga Rp 1 juta. “Saya senang bisa turut meramaikan bazar ini. Minat masyarakatnya juga sangat tinggi,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, penjual makanan pedas juga merasakan keuntungan dari bazar tersebut. Ika, yang menjual pentol pedas, ceker pedas, dan kerang pedas, juga berhasil membukukan omzet sebesar Rp 1 juta. “Harganya terjangkau, jadi saya sangat senang,” katanya.

Bukan hanya para penjual makanan, penyedia stan mainan juga merasa senang karena banyak pengunjung yang menyewa permainan di stan mereka. Seger mengatakan bahwa stan mainan yang dijaganya selalu ramai oleh anak-anak maupun orang dewasa. “Bukan hanya anak-anak yang bermain, tapi juga banyak orang dewasa karena ada banyak hadiahnya,” tambahnya.

Manajer Event Jawa Pos Radar Kediri, Puspitorini Dian Hartanti, mengungkapkan kegembiraannya melihat antusiasme pengunjung yang tinggi pada bazar tersebut. “Festival Budaya Kuno-Kini menjadi salah satu acara yang mendukung UMKM Kediri. Ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memasarkan produk-produk terbaiknya kepada masyarakat,” ujarnya sambil menyebut bahwa permintaan berbagai produk menjelang lebaran memang selalu tinggi.

Sukses Pedagang dan Antusiasme Tinggi Masyarakat pada Festival Budaya Kuno-Kini

Dari rangkaian acara Festival Budaya Kuno-Kini, tergambar keberhasilan pedagang dalam meraih cuan yang menggiurkan. Para pedagang seperti Betty Sulistyaningrum dan Retno Wilis mencatat omzet fantastis dalam beberapa hari bazar, menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap produk-produk yang ditawarkan.

Meskipun menghadapi cuaca hujan pada awal acara, minat pengunjung tidak surut dan bahkan semakin meningkat pada malam hari. Hal ini menjadi dorongan bagi pedagang dan penyelenggara acara untuk menjadikan Festival Budaya Kuno-Kini sebagai agenda rutin yang dinanti-nantikan masyarakat setiap tahunnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *