Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sedang menggenjot revitalisasi Pasar Ngadiluwih di Kecamatan Ngadiluwih mulai awal tahun 2025. Proses ini melibatkan beberapa tahapan penting, termasuk penilaian nilai aset, pelelangan pembongkaran, dan pembangunan kembali. Revitalisasi ini bukan hanya menghadirkan tantangan teknis, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi lokal dan kehidupan pedagang.
Revitalisasi Pasar Ngadiluwih yang Menggemparkan
Pemerintah Kabupaten Kediri di Jawa Timur sedang melakukan pembaruan pasar tradisional di Kecamatan Ngadiluwih mulai dari awal tahun 2025 secara fisik.
Tutik Purwaningsih, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri, mengungkapkan bahwa peremajaan pasar tersebut menjadi prioritas utama. Saat ini, proses penilaian nilai bangunan pasar sedang berlangsung oleh tim penilaian. Hal ini dilakukan karena pembaruan pasar menggunakan sistem pelelangan.
“Saat ini sedang dilakukan proses penilaian terkait nilai asetnya,” Tutik berkata di Kediri, pada hari Selasa.
Dia menambahkan bahwa rekonstruksi pasar tradisional di Kecamatan Ngadiluwih dilakukan melalui dua tahap, yaitu pelelangan untuk pembongkaran dan pembangunan. Setiap tahap akan memiliki satu tender.
Pihak berwenang menargetkan pembongkaran pasar akan selesai pada Oktober 2024 sesuai rencana. Dengan demikian, diharapkan proses pembaruan Pasar Ngadiluwih sudah melalui tender pada akhir tahun 2024.
“Target kami adalah memiliki kontrak pada bulan Maret 2025. Jika sesuai jadwal, namun kami juga akan menyesuaikan dengan keadaan nanti,” katanya.
Sementara itu, Erfin Fatoni, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Kediri, menambahkan bahwa saat ini aset untuk pembongkaran Pasar Ngadiluwih masih dalam proses penilaian untuk menentukan kondisi dan nilai bangunan.
Tahapan Penting dan Tantangan dalam Revitalisasi Pasar Ngadiluwih Kediri
Dalam proses lelang tersebut, Pemerintah Kabupaten Kediri telah bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Malang untuk memperlancar pembongkaran pasar di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
“Kewenangan kami adalah melakukan penilaian dengan melibatkan penilai publik atau pemerintah,” kata Erfin.
Erfin juga menjelaskan bahwa penilaian nilai pembongkaran akan bergantung pada penilai publik atau menggunakan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), yang bertugas menentukan perkiraan nilai aset dalam bentuk uang.
“Kemudian kami akan memberikannya kepada KPKNL Malang sebagai pejabat lelang untuk dilanjutkan dengan proses lelang secara online,” tambahnya.
Pasar Ngadiluwih terletak di Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih. Saat ini, beberapa bangunan kios dan lapak di pasar tersebut telah dibongkar.
Pemerintah Kabupaten juga telah memasang papan pengumuman untuk para pedagang, yang memberitahu mereka untuk segera pindah ke lokasi sementara.
Pasar Ngadiluwih telah dinyatakan tidak boleh ada transaksi jual beli atau kosong mulai 18 Maret 2024, sehingga pedagang telah memindahkan ke tempat penampungan sementara.
Pedagang sekarang ditempatkan di Tempat Penampungan Pedagang Sementara (TPPS) yang berada dekat dengan Pasar Ngadiluwih, tepatnya di sebelah timur.
Di Kabupaten Kediri, ada 17 pasar tradisional, namun hanya 14 yang aktif untuk transaksi jual beli. Beberapa pasar tradisional sudah dibangun kembali atau direvitalisasi, termasuk Pasar Wates di Kabupaten Kediri yang telah diresmikan pada bulan Januari 2024.
Revitalisasi Pasar Ngadiluwih Kediri: Proses, Tantangan, dan Dampaknya
Dampak dari revitalisasi pasar ini diharapkan dapat memberikan sentuhan positif pada ekonomi lokal dan kesejahteraan pedagang. Pasar tradisional yang lebih modern dan terstruktur diharapkan mampu menarik minat lebih banyak pembeli dan pelaku usaha. Dengan begitu, revitalisasi Pasar Ngadiluwih di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri diharapkan menjadi tonggak penting dalam meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup masyarakat setempat. ( Adv/Kominfo )
