Kediri, MEMO
Kelompok jaranan atau kuda lumping ‘Joko Mbalelo’ asal Kelurahan Pakelan Kecamatan Kota, Kota Kediri, berhasil menyabet Trophy Juara 1,(satu) di ajang Festival Jaranan yang menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-1145 Kota Kediri, berlangsung dua gelaran yakni Minggu,(30/6/2024) dan Minggu,(7/7/2024), di halaman objek wisata andalan kota Tahu, yakni Gua Selomangleng, Kota Kediri.
Selain Trophy, anak asuh Bagas Putra,(24), ini membawa pulang piagam penghargaan dan uang pembinaan sebesar Rp 12 Juta dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga,(Disparpora) Kota Kediri.
Zachrie Ahmad, akrab disapa Ayik,, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri, memberikan apresiasi tinggi terhadap para peserta.
“Festival Jaranan Kita Kediri kali ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya kita. Kreativitas, musik gamelan, dan kekompakan peserta benar-benar mengesankan,” paparnya, Minggu,(7/7/2024).
Dikatakannya, di Kota Kediri sebenarnya ada 150 kelompok jaranan yang telah mempunyai nomor induk keanggotaan.
Namun seiiring waktu, diperkirkan tersisa puluhan yang masih eksis berkreasi.
“Maka itu kita sepakat bersama tokoh jaranan dalam event kali ini masing-masing kecamatan mengirimkan dutanya dua grup saja,”katangnya.
Dari informasi yang dihinpun, tiga kecamatan tersebut diantaranya Kecamatan Pesantren mengirimkan grup Prasetyo Wijoyo dan Dipoygono Putro.
Sementara, Kecamatan Kota yang berposisi wilayahnya ada di Tengah, mengirimkan dutanya, yakni jaranan Joko Mbalelo dan Sardalu Seto.
Sedangkan dari Kecamatan Mojoroto atau wilayah Barat ada Joko Alvi Saputro dan Satrio Pandu.
“Mereka tampil dalam dua event, tiga grup pada tanggal 30 Juni dan tiga grup sisanya pada 7 Juli hari ini,”tandas Ayik.
Dimana masih ditambahkan masing-masing mendapatkan uang pembinaan secara berurutan dari juara pertama senilai Rp 12 Juta hingga harapan ketiga mendapatkan Rp 7 Juta dan total hadiah yang dikeluarkan Disbudparpora sejumlah Rp 57 Juta untuk uang pembinaannya.
“Ke depan akan kita benahi dari keseluruhan materi lomba dan kemeriahannya,”ungkapnya.
Sisi lain, dari penjurian, juri pertama menilai kreativitas, juri kedua fokus pada kualitas gamelan, dan juri ketiga menilai kekompakan rampak barisan. (Hamzah)