Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) semakin meluas di Kota Kediri, dengan banyak pedagang dan konsumen yang mulai mengadopsi sistem pembayaran digital ini. Dari outlet-outlet minuman hingga pedagang kaki lima, QRIS menjadi pilihan utama bagi warga, memungkinkan transaksi yang mudah, cepat, dan tanpa kerepotan kembalian.
Wah, Kota Kediri Heboh dengan QRIS!
QRIS telah menjadi pilihan favorit warga di Kota Kediri untuk melakukan pembayaran. Banyak pedagang yang telah memanfaatkan layanan pembayaran ini, mulai dari warung makan, kafe, hingga pedagang kaki lima.
Menurut Dela Aprilia, seorang penjaga outlet minuman di Jalan Penanggungan, Kelurahan Bandarlor, Kecamatan Mojoroto, layanan pembayaran QRIS sudah tersedia di tempatnya. Ia menyatakan bahwa masyarakat Kota Kediri sudah mulai menggunakannya dengan aktif, terutama para pelajar dan mahasiswa. Beberapa di antara mereka menggunakan Dana, sementara yang lain menggunakan Shopeepay.
Setiap hari, Dela melayani sekitar 4 orang pembeli yang membayar dengan QRIS di outletnya, terutama karena lokasinya yang dekat dengan sekolah. Meskipun jumlahnya masih sedikit, tetapi transaksi dengan QRIS tetap terjadi.
Keuntungan utama dari QRIS adalah kemudahan dalam transaksi dan tidak perlu repot dengan kembalian uang, menurut Dela.
Pengalaman yang serupa juga dialami oleh Ibnu, seorang pemuda yang mengelola outlet minuman di Jalan Brawijaya Kota Kediri. Menurutnya, beberapa pembeli tidak membawa uang tunai, sehingga mereka memilih pembayaran melalui QRIS.
Ibnu mencatat bahwa nilai transaksi terbesar yang pernah diterima melalui pembayaran QRIS adalah Rp 150 ribu. Namun, ia juga menyadari bahwa ada kendala dalam pencatatan pembayaran karena transaksi melalui QRIS tidak langsung masuk ke rekening secara real-time. Oleh karena itu, ia harus mengambil gambar bukti transaksi QRIS sebagai pengganti pembukuan yang langsung.
Menuju Masyarakat Tanpa Uang Tunai: Peran QRIS dalam Transformasi Pembayaran Digital
Subagyo, seorang dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, menjelaskan bahwa pembayaran melalui sistem digital seperti QRIS memiliki beberapa keuntungan. Selain memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan bagi konsumen, ini juga dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko pencurian bagi pelaku usaha.
Di era digital ini, transaksi pembayaran semakin mengarah ke sistem digital dengan QRIS sebagai salah satu contohnya. Fenomena ini juga terlihat di Kota Kediri, di mana masyarakat mulai mengadopsi pembayaran melalui QRIS untuk berbagai keperluan, mulai dari belanja hingga sedekah.
Bank Indonesia Kediri melaporkan adanya peningkatan nilai dan volume transaksi QRIS di wilayah Kediri. Data menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 22,12% untuk nilai transaksi dan 19,64% untuk volume transaksi pada bulan April 2024. Selain itu, jumlah pedagang yang menerima pembayaran melalui QRIS juga meningkat sebesar 34,16% pada bulan Mei 2024.
Subagyo percaya bahwa Kediri memiliki potensi untuk menjadi masyarakat tanpa uang tunai. Namun, untuk mewujudkannya, diperlukan upaya berkelanjutan, seperti peningkatan literasi keuangan digital, perluasan infrastruktur pembayaran digital, dan perlindungan data yang kuat.
Dia juga menyoroti pentingnya pertumbuhan ekonomi digital, dukungan pemerintah, dan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan QRIS di lapangan. Pihak berwenang harus memastikan bahwa pelaku usaha tidak membebankan biaya QRIS kepada konsumen dan melakukan edukasi yang tepat agar manfaat QRIS dapat dinikmati sepenuhnya oleh konsumen.
QRIS Menjadi Alternatif Pembayaran Populer di Kota Kediri: Menuju Masyarakat Tanpa Uang Tunai
Dengan adopsi yang semakin meningkat dari QRIS sebagai metode pembayaran, Kota Kediri bergerak menuju masyarakat tanpa uang tunai. Peningkatan nilai dan volume transaksi yang signifikan menunjukkan bahwa masyarakat semakin nyaman dengan teknologi ini. Namun, untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan upaya berkelanjutan dalam meningkatkan literasi keuangan digital dan memastikan infrastruktur pembayaran digital yang kuat.
Pemerintah dan lembaga terkait juga harus aktif dalam mengawasi penggunaan QRIS untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan manfaatnya dapat dinikmati secara merata oleh semua pihak. Dengan demikian, QRIS bukan hanya menjadi alat pembayaran, tetapi juga simbol dari transformasi menuju masyarakat yang lebih efisien, aman, dan inklusif secara finansial.