Example floating
Example floating
Kediri

Dinas Pengendalian Penduduk Tetapkan 82 Desa di Kediri Sebagai Kampung KB

×

Dinas Pengendalian Penduduk Tetapkan 82 Desa di Kediri Sebagai Kampung KB

Sebarkan artikel ini
Dinas Pengendalian Penduduk Tetapkan 82 Desa di Kediri Sebagai Kampung KB
Dinas Pengendalian Penduduk Tetapkan 82 Desa di Kediri Sebagai Kampung KB

Kediri, Memo

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kab. Kediri menetapkan 82 desa di Kabupaten Kediri sebagai kampung KB. Puluhan kampung KB tersebut merupakan kampung pilihan yang dianggap mampu menyelaraskan program keluarga berencana dan program kependudukan dan penanganan stunting.

Plt. Kepala DP2KBP3A dr. Nur Wulan Andadari menjelaskan Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat desa yang memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga bersama sektor terkait, yang dilaksanakan secara sistematis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program kependudukan, KB dan pembangunan sektor terkait.

“Saat ini di Kabupaten Kediri terdapat 52 Kampung KB dan pada acara ini akan dicanangkan sebanyak 30 Kampung KB. Sebagai pertimbangan pemilihan desa adalah desa stunting, desa yang merupakan percontohan KB, desa percontohan UPTKS dan desa yang capaian KKBPK nya masih belum optimal,” kata dr. Nurwulan.

Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur H. Yenrizal Makmur menjelaskan, Kampung KB adalah program dari Presiden RI Joko Widodo. Hal yang melatarbelakanginya adalah hasil blusukan Presiden ke desa-desa dan melihat ada sebuah keluarga yang tergolong tidak mampu, tapi memiliki anak yang cukup banyak. Akhirnya terbentuklah Kampung KB yang diharapkan mampu menekan angka kelahiran di desa-desa sehingga masyarakat semakin sejahtera.

“Untuk mendukung kegitan Kampung KB, dibentuklah kader-kader yang bertugas memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar mensukseskan program KB yaitu 2 anak cukup. Dengan 2 anak akan lebih fokus, mulai dari pengasuhan atau kecakapan hidup hingga nanti dalam bidang pendidikan. Dengan program ini pula, angka stunting dapat ditekan dan semakin tahun bisa berkurang,” ungkapnya.

Yenrizal Makmur juga menekankan pentingnya pengetahuan pasangan suami istri terhadap pemenuhan gizi, baik untuk program kehamilan hingga 2 tahun pertama kehidupan anak. 1000 HPK (hari pertama kehidupan) ini adalah periode emas bagi tumbuh kembang anak. Ia berharap para kader harus bisa melakukan pendampingan kepada keluarga khususnya ibu hamil hingga melahirkan. ( Adv / Kominfo )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *