Kediri, Memo
Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Kesehatan kembali menggelar Sarasehan dan Rembuk Stunting Dalam Rangka Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting melalui Pemanfaatan Dana Desa dengan peran serta DP2KBP3A.
Acara tersebut digelar di Gedung Grahatama Balai Desa Kepung, Kecamatan Kepung, Rabu (15/7/20). Turut hadir Camat Kepung, Sumarlan, SH, M.Si, Kepala UPTD Puskesmas Kepung, drg. Agus Ahmadi, Sp.Kga, perwakilan dari Dinkes Kab Kediri, Achmad Sidiq, S.TP., Ketua TP PKK Kec. Kepung, Kades Kepung Hj. Ida Arif, SH, serta perwakilan dari instansi terkait.
Camat Kepung, Sumarlan, SH, M.Si dalam sambutanya mengatakan, stunting ini merupakan salah satu permasalahan yang tidak bisa diselesaikan sendirian.
“Sehingga pelaksanaan sarasehan ini melibatkan semua unsur dan lini, yang diharapkan timbul sinergitas satu sama yang lain yang nantinya bisa menurunkan angka stunting di wilayah Desa Kepung. Penurunan angka stunting merupakan salah satu program prioritas Pemerintah, walaupun situasinya berat karena adanya pandemi Covid-19, harus tetap kita laksanakan,” jelas Camat Kepung.
“Dengan bantuan dan pemikiran bersama ini, kita bisa mengoptimalkan semua potensi dalam rangka mengentaskan stunting yang ada di wilayah Kecamatan Kepung, khususnya di Desa Kepung,” harap Sumarlan, SH, M.Si.
Selanjutnya penyampaian materi stunting oleh Kepala UPTD Puskesmas, drg. Agus Ahmadi, Sp.Kga. Balita pendek (stunting) adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
“Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun,” jelasnya.
Akar dari masalah balita stunting adalah pendidikan rendah, ekonomi, kesadaran tentang kesehatan, pola asuh belum benar, hygine sanitasi kurang, asi eksklusif kurang, asupan makan kurang serta infeksi. ( Adv / Kominfo )