Di ruang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Kediri, Suwarno, staf berpengalaman yang telah 13 tahun menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), tengah menjalankan tugasnya. Meskipun waktu menunjukkan pukul 13.00, suasana di kantor tetap sibuk dengan aktivitas dan interaksi antara staf. Suwarno, yang dikenal karena keahliannya dalam penanganan ODGJ, membagikan pengalaman dan tantangan yang dihadapinya, serta cara-cara unik yang digunakannya untuk mengatasi situasi yang kompleks. Artikel ini mengungkapkan bagaimana Suwarno menggunakan pendekatan yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan filosofi Jawa dalam pekerjaannya yang penuh risiko dan dedikasi ini.
Pengalaman 13 Tahun Suwarno: Mengatasi ODGJ dengan Filosofi Jawa
Jarum jam di dinding ruang Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial Kota Kediri telah menunjukkan pukul 13.00. Meskipun sudah siang, suasana di kantor masih tampak sibuk. Terlihat enam staf yang masing-masing sibuk dengan pekerjaan mereka di meja masing-masing. Sebagian besar dari mereka mengenakan kaos merah, tampak fokus dengan dokumen yang mereka tangani, sambil sesekali bercakap-cakap ringan di antara mereka.
“Saya minta maaf telah membuat Anda menunggu, tadi saya dari barak untuk laporan,” ucap salah seorang staf sambil menyambut kedatangan tim dari Jawa Pos Radar Kediri. Staf tersebut adalah Suwarno, seorang pegawai di bagian rehabilitasi sosial yang bertanggung jawab atas penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Suwarno menjelaskan bahwa bulan lalu ia baru saja menangani seorang pasien bernama An yang dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Lawang di Malang. “Untuk mengurus An, kami memerlukan surat rujukan terlebih dahulu,” tambahnya sambil merapikan berkas-berkas di meja kerjanya, termasuk dokumen terkait An.
Pria yang tinggal di Kelurahan Gayam, Kecamatan Mojoroto ini bukanlah pendatang baru dalam penanganan ODGJ. Ia telah berkecimpung dalam bidang ini selama 13 tahun, sebuah periode yang memberinya banyak pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang menantang.
“Pada awalnya, saya tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana menangani ODGJ. Sering kali saya mengalami konflik dengan mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mempelajari cara yang benar untuk menangani mereka,” ungkapnya.
Suwarno menekankan bahwa menangani ODGJ bukanlah pekerjaan sembarangan. Diperlukan keahlian khusus dan pemahaman yang mendalam tentang kondisi jiwa orang yang bersangkutan. Ia menambahkan bahwa banyak suka duka yang telah ia alami selama menjalani tugas ini, namun baginya, semua itu adalah bagian dari tanggung jawab yang harus dijalankan dengan baik.
“Ini adalah risiko dari pekerjaan ini. Jadi, ketika ada telepon, kapan pun itu, bahkan di malam hari, saya langsung berangkat. Itu adalah bagian dari tugas untuk menjaga keamanan,” jelasnya.
Suwarno juga membagikan ilmunya dalam menangani ODGJ yang mengamuk, dengan sedikit bercanda mengenai ilmu Jawa. Ia menjelaskan bahwa sebelum memulai penanganan, ia selalu berdoa dan meminta izin atau bantuan dari leluhur ODGJ tersebut. “Kami percaya ada semacam sedulur papat (empat saudara). Jadi, jiwanya dan nafsunya harus diluluhkan terlebih dahulu agar mereka tidak mengamuk,” terangnya.
Dari pengalamannya, Suwarno mengungkapkan bahwa sabar dan tenang adalah kunci dalam pekerjaannya. Untuk mengatasi ODGJ yang mengamuk, ia harus memahami kesenangan atau kebiasaan orang tersebut. “Awalnya saya mengikuti alur percakapan mereka. Seiring waktu, saya belajar tentang apa yang mereka inginkan,” katanya, menceritakan beberapa trik yang digunakannya selama ini.
Meski ia pernah mengalami berbagai kejadian buruk, seperti diludahi atau dipukul, Suwarno tidak pernah mengeluh. Baginya, menjadi berguna untuk orang lain adalah hal yang patut disyukuri. “Walaupun saya tidak bisa memberikan bantuan materi, setidaknya saya bisa membuat orang lain merasa lebih baik atau sembuh, itu sudah cukup bagi saya,” tutupnya.
Dedikasi Suwarno dalam Penanganan ODGJ di Dinas Sosial Kota Kediri
Suwarno, staf di Dinas Sosial Kota Kediri, telah menekuni bidang rehabilitasi sosial selama 13 tahun dengan fokus utama pada penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Dalam masa tersebut, ia telah mengumpulkan berbagai pengalaman berharga yang mencakup tantangan dan keberhasilan. Kemampuan Suwarno untuk menangani ODGJ tidak hanya didasarkan pada pengetahuan praktis tetapi juga pada pengalamannya dalam berinteraksi dan memahami kondisi mereka.