MEMO, KEDIRI – Pembangunan Bandara Internasional Dhoho Kediri di Jawa Timur menuai perhatian akibat potensi positif dan konsekuensi yang harus dihadapi. Dalam pengungkapan terbaru, TNI AU mengungkapkan bahwa keberadaan bandara ini akan membawa dampak pada latihan prajurit di wilayah timur. Namun, di balik hal ini, pembangunan bandara juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana proyek bandara ini mempengaruhi latihan militer dan ekonomi Kediri.
Dampak Dilema Latihan Militer TNI AU Akibat Bandara Dhoho Kediri
Bandara Internasional Dhoho Kediri di Jawa Timur direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2024 yang akan datang. TNI AU telah mengungkapkan bahwa adanya bandara ini sedikit mengganggu wilayah latihan prajurit di bagian timur.
Kolonel Pnb I Gusti Made Yoga, Komandan Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi, mengungkapkan, “Bandara Kediri terletak sekitar 30,25 mil dari lokasi kami. Dampak dari keberadaan bandara ini adalah kita akan kehilangan seperempat area latihan yang biasanya digunakan di wilayah timur. Kami tidak dapat lagi menggunakan wilayah tersebut untuk melaksanakan latihan.”
Meskipun Yoga mengakui bahwa pembangunan bandara akan membantu meningkatkan perekonomian Kediri, namun dia juga menjelaskan bahwa hal ini akan menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh TNI AU terkait latihan yang biasanya dilakukan di wilayah tersebut.
“Dari segi ekonomi, bandara akan memberikan dampak positif pada perekonomian Kediri. Namun, di sisi lain, secara ekonomi TNI AU harus merogoh kocek lebih dalam karena harus mengorbankan wilayah latihan yang kami butuhkan,” ujarnya.
Yoga juga menjelaskan bahwa biaya akan bertambah karena jarak dan durasi latihan yang semakin meningkat akibat pembangunan bandara. Oleh karena itu, pihaknya berencana untuk berkoordinasi dengan pihak bandara guna mencari solusi tengah terkait masalah ini.
“Jika kami harus melanjutkan latihan ke arah selatan, biaya yang sebelumnya hanya sekitar 10 ribu dolar akan meningkat menjadi 30 ribu dolar per jam,” jelasnya.
“Kami sedang berusaha untuk bernegosiasi dengan pihak pengelola bandara agar dapat menemukan waktu-waktu tertentu di mana harapan kami untuk tidak mengganggu latihan kami bisa terpenuhi,” tambahnya.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal melalui Bandara Dhoho Kediri: Tantangan dan Solusi
Dengan demikian, proyek ambisius pembangunan Bandara Dhoho Kediri memunculkan pro dan kontra yang relevan baik bagi TNI AU maupun ekonomi lokal. Meskipun mengganggu area latihan, bandara tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi Kediri.
Meski TNI AU dihadapkan pada biaya tambahan terkait perubahan pola latihan, upaya koordinasi antara pihak militer dan manajemen bandara dapat menjadi solusi untuk meminimalkan dampak negatif. Dalam konteks ini, keterlibatan semua pihak terkait akan memainkan peran penting dalam menyeimbangkan antara perkembangan infrastruktur dan kebutuhan pertahanan serta ekonomi.