Example floating
Example floating
Blitar

BI Kediri Gelar Sosialisasi Implementasi Qris & Workshop Digital Payment

×

BI Kediri Gelar Sosialisasi Implementasi Qris & Workshop Digital Payment

Sebarkan artikel ini
BI Kediri Gelar Sosialisasi Implementasi Qris & Workshop Digital Payment

Blitar, Memo
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri menyelenggarakan “Sosialisasi Implementasi QRIS dan Workshop Digital Payment Menuju Digital Manajemen”, kepada lebih dari 500 pelaku UMKM dan PERTAKINA Indonesia secara hybrid.

Acara luring (Luar jaringan) diselenggarakan di Hotel Grand Mansion Kota Blitar, sedangkan sebagian peserta mengikuti secara daring (dalam jaringan). Pelaku usaha yang mengikuti acara ini terdiri dari sektor makanan, fesyen, dan kerajinan aksesoris yang berasal dari anggota PERTAKINA.

Kegiatan merupakan upaya edukasi dan pemberdayaan bagi UMKM dengan memanfaatkan perkembangan teknologi internet dan digitalisasi. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Wihujeng Ayu Rengganis, menyampaikan bahwa Pandemi Covid- 19 mendorong munculnya babak baru dalam program pengembangan UMKM.

Lebih lanjut, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran. Beberapa kebijakan tersebut antara lain perluasan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), mengembangkan BI FAST sebagai sistem kliring yang efisien dan handal, standarisasi Open Application Programming Interface (Open API) Pembayaran antar teknologi finansial (tekfin), dan terus mendorong elektronifikasi, seperti pada pengelolaan keuangan Pemda, bantuan sosial, dan transportasi.

“Selain itu, dalam mendorong pariwisata, Bank Indonesia juga senantiasa berkomitmen mendukung Gerakan Bangga Berwisata #DiIndonesiaAja (GBWI) dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI), antara lain melalui pengembangan UMKM termasuk UMKM di bidang pariwisata, “jelasnya.

Sebagai informasi, QRIS pada saat ini sudah mencapai target 12 juta merchant di tahun 2021, dengan sekitar 94 persennya merupakan UMKM, sehingga QRIS sudah sangat dirasakan manfaatnya oleh pelaku UMKM.

Manfaat QRIS bagi UMKM diantaranya adalah, Meningkatkan traffic penjualan, Meminimalisasi risiko rugi karena menerima uang plasu, Transaksi tercatat otomatis dan bisa dilihat history-nya, Membangun credit profile, meningkatkan peluang untuk mendapat pembiayaan modal kerja dari bank.

Memudahkan pembayaran tagihan, retribusi, pembelian barang secara non-tunai secara contactless dan dari mana saja dan Meminimalisasi penggunaan uang pecahan kecil, karena transaksi pas tidak memerlukan uang kembalian.

Pelatihan tersebut, dihadiri oleh Anggota Komisi XI DPR-RI Dapil Jatim VI, M. Sarmuji, yang menyampaikan dukungan dan apresiasi terhadap upaya Bank Indonesia dalam melakukan pengembangan UMKM dan pariwisata.

“UMKM dapat memanfaatkan QRIS secara maksimal sebagai sarana digital payment dan digital management dalam pengelolaan keuangan”.

Sarmuji berharap, sinergi yang terjalin bersama akan semakin baik dalam upaya lebih mendorong pengembangan UMKM, terutama pada masa pandemi.

Selain pelatihan QRIS, pada sesi pelatihan diberikan bekal berbagai ilmu baru, dengan narasumber Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (B2MI) Surabaya, Happy Mei Ardeni, Pimpinan Cabang BRI Blitar, Yulizar Verda Febrianto, serta penggiat UMKM yang membahas berbagai topik terkait aspek peningkatan kualitas produk, teknik promosi produk dunia digital, teknik kurasi UMKM melalui Rumah Kurasi, serta pemanfaatan platform online sebagai channel pemasaran.

Diharapkan UMKM dapat sukses onboarding di berbagai platform e-commerce, mampu memahami sistem pembayaran online (digital payment) serta menguasai tata kelola keuangan melalui Aplikasi Akuntansi Pencatatan Informasi Keuangan (SI APIK).

Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) secara simbolis kepada PERTAKINA dan Pondok Pesantren Al-Kamal, sebagai upaya konkret Bank Indonesia pada pengembangan UMKM Indonesia, dan Kabupaten Blitar pada khususnya.

Bank Indonesia juga memfasilitasi kegiatan business matching antara UMKM dengan potential buyer, baik dalam negeri maupun luar negeri yang berasal dari Arab Saudi, Jerman, dan Afrika Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *