Example floating
Example floating
Kediri

Mikro Organisme Lokal dari Pelepah Pisang dan Pepaya Busuk

×

Mikro Organisme Lokal dari Pelepah Pisang dan Pepaya Busuk

Sebarkan artikel ini

Kediri, Memo

Untuk menghasilkan panen yang melimpah serta mempunyai kandungan gizi yang baik, maka petani harus pandai melihat kondisi media tanamnya. Salah satu syarat yang harus terpenuhi tanah wajib mempunyai unsur hara yang cukup. Untuk itu khusunya petani organik harus melakukan pemupukan menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL).

Di tangan petani yang akrab dipanggil Pak Taji asal Desa Pagung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, pelepah pisang serta beberapa buah busuk seperti pepaya, pisang dan nanas diolah menjadi Mikro Organisme Lokal (MOL) yang mempunyai fungsi sebagai dekomposer atau pengurai pada pupuk organik cair.

Cara pembuatannya cukup mudah. Pelepah pisang serta buah-buahan yang sudah busuk tersebut dicacah kecil seukuran 1 x 4 cm dan dicampur menjadi satu. Setelah tercampur dimasukkan ke dalam ember atau jerigen yang sebelumnya telah diisi oleh 5 liter air Leri atau air sisa pembersihan beras, kemudian dicampur dengan tetes tebu.

Selain itu para petani menambahkan “keset” atau bagian dalam dari rempelo ayam yang masih terdapat sisa kotoran ayam.”Fungsi dari keset rempelo ayam ini agar bahan fermentasi menjadi maksimal karena terdapat sisa olahan makanan dari kotoran ayam,” ucap Pak Taji, (14/9).

Usai dimasukkan kedalam jerigen, adonan kemudian ditutup dan ditaruh di tempat yang tidak langsung terpapar sinar matahari. Proses fermentasi selama 15 hingga 20 hari.

“Pada sore hari, tutup jerigen harus dibuka. Hal ini untuk mengurangi kelebihan gas yang ada di dalam,” imbuh Taji.

Sementara itu menurut Omega Dwi Suprihanto, Petugas Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, pembuatan MOL dengan cara yang alami dan sederhana ini wajib dilakukan petani sebelum melakukan tanam organik agar tanah mempunyai unsur hara yang seimbang.

“Tanah harus mengandung unsur hara yang pas, agar saat berproses bisa menghasilkan tanaman yang baik dan tidak mudah mati ataupun layu,”kata Omega. (Red/ Adv / Kominfo )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *