“Kalau tidak segera direspon, maka yang terjadi adalah bencana hidrometeorologis. Terjadinya kekeringan, dan apabila musim penghujan terjadi banjir dan tanah longsor. Bencana pasti menanti dan ancaman itu dilakukan oleh manusia,” paparnya.
Berdasarkan bukti foto dan video perusakan itu, Perkawis telah melakukan advokasi kepada Perhutani Kediri. Tetapi dalam dialog, tampaknya pihak Perhutani mengaku, kwalahan terhadap pelaku perusakan hutan oleh oknum warga dengan alasan ekonomi.
“Kami juga mendorong semua pihak, baik pemerintah dan elemen masyarakat sipil, melakukan komitmen menjaga hutan, khususnya di kawasan wilis agar terwujud cagar alam Wilis,”imbuh Budiman.
Dikatakannya, hutan yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan, tidak dapat dipisahkan sebagai sumber kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Rusaknya hutan dapat memutus rantai kehidupan dan sewaktu-waktu akan mendatangkan bencana serta kerugian.
“Rusaknya hutan dengan seluruh komponen biofisiknya pun secara tidak langsung telah berkontribusi dalam peningkatan pemanasan global. Maka dari itu, hutan harus diselamatkan, “tutup ketua Perkawis.